Detail Cantuman

vi
RINGKASAN
Analisis Efisiensi Turbin dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Turbin di PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Unit 2, Yuli Setianingrum, NIM B42130507, Tahun 2017, 76 hlm, Teknik, Politeknik Negeri Jember, Yuli Hananto, S.TP., M.Si. (Pembimbing).
Pengalaman kerja nyata sangat dibutuhkan bagi seorang mahasiswa hal ini dikarenakan kebutuhan untuk menerapkan dan membandingkan hasil teori selama perkuliahan dengan aplikasi di lapangan secara langsung. Politeknik Negeri Jember memfasilitasi mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman kerja nyata melalui program Praktek Kerja Lapang (PKL). PKL merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa tingkat akhir sebagai salah satu saran untuk mendapatkan pengalaman didunia kerja nyata dan menerapkan keahlian yang telah diperoleh pada saat berada dibangku perkuliahan mengenai lingkup energi terbarukan untuk diterapkan pada perusahaan.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan salah satu pembangkit yang menggunakan sumber energi terbarukan yang didapat tanpa batas dari dalam bumi. Salah satu PLTP pertama di Indonesia adalah PLTP Kamojang dimana PLTP tersebut dikelola oleh PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Jasa Pembangkitan (UPJP) Kamojang yang merupakan anak perusahaan dari PT.PLN yang bergerak dibidang pembangkitan listrik khususnya tenaga panas bumi. Dalam melaksanakan PKL ini adapun studi kasus yang diambil dalam laporan PKL sesuai dengan kegiatan dan materi yang berhubungan dengan PLTP UPJP Kamojang.
Permasalahan yang muncul setelah dibangun sebuah PLTP salah satunya adalah penurunan efisiensi pada kinerja komponen utama, dimana ini menuntut pengelola untuk mencari solusi bagaimana cara menjaga agar kinerja komponen utama tetap dalam performa yang baik. Salah satu komponen utama yang mengalami penurunan adalah turbin uap. Turbin uap merupakan sebuah alat untuk mengkonversi energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya akan
vii
diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Penurunan performa turbin dapat dilihat dari penurunan pada efisiensinya, karena dengan adanya penurunan efisiensi turbin dapat mengakibatkan peningkatan heat rate. Heat rate merupakan ukuran keandalan suatu unit pembangkit dengan menghitung seberapa banyak jumlah energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1 kWh. Peningkatan heat rate akan berdampak pada kerugian yang cukup besar oleh perusahaan karena untuk menghasilkan energi yang sama membutuhkan konsumsi uap yang lebih banyak. Berdasarkan permasalahan tersebut, untuk meningkatkan performa turbin perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi turbin, sehingga dapat dilakukan penanganan secara tepat dan cepat.
Berdasarkan hasil praktek kerja lapang yang dilakukan pada tanggal 01 April 2017 – 12 Juni 2017 di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang menggunakan suplai uap panas bumi dari sumur-sumur PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan pasokan uap rata-rata 400 ton/jam. Dari perhitungan yang dilakukan diketahui efisiensi turbin saat commissioning yaitu pada tahun 1987 adalah 87%, sedangkan efisiensi turbin saat ini adalah 84%. Untuk nilai heat rate pada saat commissioning sebesar 19477 kJ/kWh, sedangkan nilai heat rate pada saat ini sebesar 21095.9 kJ/kWh. Hal tersebut membuktikan bahwa kondisi turbin saat ini mengalami penurunan performa dikarenakan faktor usia dari masa pakai turbin. Adapun faktor-faktor yangn mempengaruhi penurunan efisiensi turbin adalah laju uap masuk pada turbin dan tekanan uap keluar turbin.