Detail Cantuman

RINGKASAN
PENGELOLAAN PANEN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao. L) DI PTPN XII KEBUN KALIKEMPIT GLENMORE-BANYUWANGI, Amaliyah Riska, A32151165, Tahun 2015, hlm 65, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, dibimbing oleh Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapang Dyah Nuning Erawati SP, MP.
Pengusahaan kakao sebagian besar (95%) dilakukan oleh perkebunan rakyat, dan hanya 5% yang diusahakan oleh perkebunan besar negara dan perkebunan swasta. Perdagangan kakao yang mampu mendatangkan devisa negara dan pendapatan masyarakat telah menempatkan kakao sebagai salah satu komoditas penting dalam perekonomian Indonesia.
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal, maka Politeknik Negeri Jember dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri. Kegiatan pendidikan akademik yang dimaksud adalah praktek kerja lapang (PKL).
Salah satu tempat Praktek Kerja Lapang yang sesuai dengan tujuan dilakukan Praktek Kerja Lapang yang dipilih yaitu, Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalikempit. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalikempit yaitu perkebunan yang berada di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi. Salah satu perkebunan yang membudidayakan tanaman kakao dengan luasan areal 929,94 Ha. Kebun Kalikempit memiliki luas areal keseluruhan 1.907,12 Ha, dengan ketinggian tempat tertinggi 341 mdpl dan terendah 190 mdpl.
Praktek Kerja Lapang secara umum memiliki tujuan sebagai berikut, melatih mahasiswa agar lebih kritis terhadap perbedaan atau kesenjangan (gap) yang dijumpai di lapangan dengan teori yang diperoleh pada saat di bangku kuliah, serta lebih menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia kerja yang sesungguhnya. Serta mengetahui point-point pekerjaan yang penting dan perlu dilakukan dalam budidaya tanaman kakao.
Tahapan panen kakao yang dilakukan di Kebun Kalikempit meliputi taksasi buah yang dilakukan pada awal kegiatan panen tanaman kakao. Taksasi merupakan perkiraan produksi yang mampu di capai dalam satu kali panen. Taksasi dilakukan satu bulan sekali pada akhir bulan atau minggu ke empat. Kegiatan selanjutnya yaitu penentuan kriteria panen, panen, dan pemecahan buah. Sedangkan untuk pasca panen tanaman kakao tahapan kegiatan yang dilakukan yaitu, penerimaan di pabrik dan juga penimbangan hasil produksi, fermentasi, pengeringan, tempering, sortasi, blanding, pengemasan/pengkavlingan dan juga pengiriman kakao. Dalam tahap-tahap pasca panen kakao yang telah disebutkan, yang merupakan tahapan penting yaitu proses fermentasi dan juga pengeringan.
Proses pengeringan kakao dilakukan dengan proses pengeringan secara alami ( Sun Driying ) dan juga secara mekanik dengan menggunakan alat Vis drier dan juga Cocoa Drier. Fermentasi dan pengeringan merupakan tahapan dimana biji kakao dapat membentuk cita rasa, dan aroma yang khas. Proses kegiatan terakhir pengolahan panen dan pasca panen kakao yaitu pengemasan atau pengkavlingan dan pengiriman kakao, pengemasan kakao yang siap di ekspor dikemas dengan menggunakan karung goni, karung goni yang digunakan sudah dilakukan sablon sesuai nomer yang ditentukan dan juga dengan kode masing-masing afdeling dengan kapasitas netto 62,5 kg. Untuk kakao mutu lokal dikemas dengan karung biasa dengan kapasitas 50 kg. Sedangkan, pengiriman kakao dilakukan apabila produksi kakao sudah mencapai 6 ton dan juga tergantung permintaan dari kantor wilayah I.