Detail Cantuman

RINGKASAN

Kinerja Intercooler Unit 2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi UPJP Kamojang PT. Indonesia Power, Maqrub Abidin, NIM B42130690,Tahun 2017, 95 hlm, Teknik,Politeknik Negeri Jember, Yuli Hananto S.TP. M.Si. (Pembimbing).

Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Jember guna mahasiswa dapat mengembangkan keahlian dan kemampuan dengan membandingkan dan menerapkan teori dalam ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan dilingkungan indutri. Kegiatan PKL ini dilaksanakan di perusahaan Pembangkit Listrik yang dikelola oleh anak perusahaan PLN yaitu PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa pembangkitan (UPJP) Kamojang. Pelaksanaan PKL melakukan studi kasus serta analisa yang diangkat dalam laporan magang sesuai dengan kegiatan dan materi yang berhubungan dengan PLTP Kamojang. PLTP Kamojang terdiri dari komponen – komponen utama yang saling bersinergi seperti steam receving header, separator, demister, turbin, kondensor, main cooling water pump, cooling tower, generator dan transformator. Beberapa komponen tersebut harus dijaga baik temperature ataupun tingkat vibrasinya seperti halnya generator dan turbin. Untuk menjaga kenaikan temperatur mesin saat beroperasi menggunakan Sistem Pendingin Bantu. Pada sistem pendingin bantu terdapat Intercooler yang memiliki peranan penting dimana digunakan sebagai media penukar panas antara air pendingin dari primary cooling system dan air pendingin dari secondary cooling system. Pengoperasian sistem yang sudah lama berkisar 35 tahun akan menimbulkan berbagai masalah yang akan berpengaruh pada kinerja komponen-komponen pada secondary system seperti generator, turbin dan kompresor yang mana akan memperpendek umur komponen tersebut dikarenakan over heat / terlalu panas. Studi mengenai kinerja intercooler sangat diperlukan untuk mengetahui kinerja intercooler unit 2 saat ini dengan membandingkan data aktual saat ini dengan data commissioning serta parameter -
vii

parameter operasi lainnya dapat digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja intercooler unit 2 sehingga dapat dilakukan optimalisasi kinerja intercooler. Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang di PLTP Kamojang diketahui bahwa kinerja intercooler unit 2 selama bulan Maret 2017 mengalami penurunan yang ditandai dengan penurunan efektivitas intercooler sebesar 14,22% yang diakibatkan oleh penurunan pindah panas sebesar 96 KW. Perbandingan data aktual tanggal 31 Maret 2017 dengan data commissioning diketahui bahwa kondisi aktual saat ini menurun dibandingkan kondisi commissioning hal ini dosebabkan karena peningkatan nilai fouling sebesar 2 kali lipat dalam intercooler sehingga hal tersebut menyebabkan menurunnya efektivitas intercooler sebesar 8,34% dan laju pindah panas sebesar 446,86 KW, serta terdapat selisih suhu sebesar ± 1 ºC. Faktor yang mempengaruhi kinerja intercooler secara korelasi yaitu suhu masuk dan keluar pada intercooler dengan tingkat korelasi sedang. Untuk meningkatkan kinerja intercooler faktor yang dapat dimodifikasi yaitu suhu keluar primary cooling system dan secondary cooling system. Selain faktor suhu faktor yang vital adalah faktor pengotor atau disebut fouling factor. Faktor ini menyebabkan peningkatan hambatan termal sebsar 0,000175 m2. ºC/W selama buan Maret 2017. Hal tersebut dikarenakan adanya partikel lumut dimana bersifat insulatif yang terakumulasi menutupi permukaan pindah panas intercooler sehingga menyebabkan menurunnya efektivitas intercooler yang disebabkan menurunnya laju pindah panas yang terjadi didalam intercooler.