Detail Cantuman

iv
RINGKASAN
Analisis Kinerja Cooling Tower Tipe Induced Draft di PT Indonesia Power Sub Unit PLTG Gilimanuk, Abda’u Zidni, NIM B42131100, Tahun 2017, 79 hlm, Teknik, Politeknik Negeri Jember, Ahmad Fahriannur, S.T, M.T (Pembimbing).
Pengalaman kerja nyata di perusahaan yang berkaitan dengan mata kuliah di Program Studi Teknik Energi terbarukan sangat dibutuhkan untuk memperkuat dasar teori yang sudah didapat penulis di bangku perkuliahan. Hal ini dikarenakan sering kali teori dan praktik tidak selaras secara pasti. PKL merupakan salah satu syarat kelulusan yang wajib ditempuh mahasiswa Politeknik Negeri Jember untuk meningkatkan pemahaman dan keahlian mahasiswanya. Pengalaman kerja penulis dapatkan di Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk.
PLTG Gilimanuk ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 133,8 MW dengan bahan bakar yang digunkan yaitu solar HSD. Siklus yang digunakan di pembangkit listrik tenaga gas PLTG Gilimanuk ini menggunakan siklus Bryton yang dimana pembakaranya hampir sama dengan mesin jet. Energi listrik yang dihasilkan PLTG Gilimanuk disalurkan secara langsung ke gardu induk untuk kemudian disalurkan ke denpasar melalui jaringan transmisi 150 kV.
Permasalahan yang penulis temukan ketika melakukan kegiatan PKL adalah menurunya kinerja cooling tower yang disebabkan oleh perubahan suhu lingkungan yang berubah-ubah. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan efisiensi pembangkit dengan inovasi-inovasi yang meningkatkan efektivitas komponen.
Cooling tower (CT) merupakan peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan mengemisikan panas ke atmosfer. Cooling tower memanfaatkan air dan udara untuk proses perpindahan panas yang dibuang ke atmosfer. Didalam sistem cooling tower terdapat fan, distribution system, spray nozzle, fill, basin dan pump. Untuk itu kinerja desain cooling tower sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan sekitar. Parameter yang mempengaruhi kinerja cooling tower, yaitu : Pengaruh
v
temperatur lingkungan merupakan temperatur ambient (dry bulb dan wet bulb) akan mempengaruhi perpindahan panas atau kinerja di dalam cooling tower. Kinerja cooling tower dipengaruhi oleh proses perpindahan panas secara sensibel dan laten di dalam fill (ruang pengisi).
Berdasarkan kegiatan PKL yang telah dilakukan pada 06 Maret 2017 sampai dengan 24 Mei 2017 didapatkan hasil nilai kinerja cooling tower yang berbeda karena dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan. Pada cooling tower yang ada di PLTG Gilimanuk, media fluida transfer panas menggunakan air demin, hal ini karena untuk mengurangi kerusakan komponen cooling tower dari korosif. Untuk nilai Effisiensi cooling tower yang terbesar pada pengoperasian siang berada pada pukul 15.00 yang sebasar 68.932 %, sedangkan nilai Effisiensi yang terbesar pada malam hari sebesar 78.048 %. Dari perbandingan data hasil kinerja cooling tower pada waktu siang dan malam hari, didapatkan kinerja cooling tower lebih optimal pada waktu malam hari, hal ini dikarenakan pada proses penyerapan panas oleh udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara lingkungan. Jika suhu udara lingkungan rendah maka proses pembuangan panas ke lingkungan pada cooling tower akan semakin baik.