Detail Cantuman

RINGKASAN
Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara In-Vitro Di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali, Luky Eka Rahmawati, Nim A41130353, Tahun 2017, 58 Hlm, Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Dwi Rahmawati, SP. MP.

Anggrek adalah salah satu tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi. Secara umum perbanyakan tanaman anggrek dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perbanyakan tanaman anggrek secara generatif menggunakan biji dilakukan melalui teknik kultur jaringan (in-vitro). Keanekaragaman jenis anggrek yang dimiliki Indonesia merupakan potensi yang sangat berharga. Namun, keanekaragaman anggrek tersebut terancam kelestariannya karena maraknya penebangan dan konversi hutan. Oleh karena itu, Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali (BKT KREKB) melakukan kegiatan kultur jaringan untuk melestarikan keanekaragaman jenis anggrek. Sehingga untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam perbanyakan tanaman anggrek secara in-vitro, maka mahasiswa melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di BKT KREKB. PKL dilaksanakan selama tiga bulan sejak tanggal 01 Maret sampai 31 Mei 2017. Tujuan PKL ini adalah melatih mahasiswa untuk terjun langsung dalam suatu kegiatan dalam dunia kerja dan mampu menjadi lulusan dari Sarjana Sains Terapan (S.ST) yang memiliki keahlian dalam perbanyakan tanaman khususnya tanaman anggrek yang telah dipelajari di kegiatan PKL. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKL ini adalah wawancara, praktek secara langsung, dan studi pustaka. Perbanyakan tanaman anggrek secara in-vitro di BKT KREKB dapat di bagi menjadi dua kegiatan utama yakni penanaman (kultur), subkultur dan pembentukan organ tanaman yang dilaksanakan di laboratorium dan aklimatisasi yang dilaksanakan di rumah kaca peneliti. Media yang di gunakan untuk penanaman (kultur) biji dan sub- kultur anggrek adalah media MS0, sedangkan media untuk pembentukan organ tanaman menggunakan media MS dengan
v

kombinasi hormon auksin (NAA 1 ppm) dan sitokinin (BA 2 ppm). Media aklimatisasi yang di gunakan adalah pecahan arang dan cacahan batang pakis dengan perbandingan 1:3. Pupuk yang digunakan pada tahap aklimatisasi menggunakan pupuk organik Byonic StarTmic- LIPI dengan konsentrasi 5 mL/L. Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam perbanyakan tanaman anggrek secara in-vitro di BKT KREKB dapat disimpulkan bahwa salah satu kunci keberhasilan dari teknik ini adalah kemampuan sterilisasi.