Detail Cantuman

RINGKASAN

PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang termasuk lingkup BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam bidang perkebunan. Dalam hal ini PT. Perkebunan Nusantara XII membudidayakan berbagai macam komoditas antara lain kopi, kakao, karet, dan teh. Salah satu perusahaan yang mengolah teh hitam secara CTC (Crushing, Tearing, Curling) adalah PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kertowono yang terletak di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Lumajang, Jawa Timur. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah mengetahui secara umum kondisi pabrik teh, dan proses produksi di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kertowono, Lumajang; mempelajari aspek-aspek keteknikan pertanian yang meliputi bahan baku, proses produksi, pemasaran, serta penerapan teknologi terutama peralatan-peralatan yang digunakan di pabrik; serta mempelajari proses oksidasi enzimatis (fermentasi) dan mesin yang digunakan untuk proses oksidasi enzimatis pada pengolahan teh hitam CTC di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kertowono, Lumajang. Praktek Kerja Lapang ini dilakukan pada PTPN XII (Persero) Kebun Kertowono, Lumajang, Jawa Timur. Lokasi ini sengaja dipilih karena termasuk salah satu perusahaan yang memproduksi teh dalam skala besar dan sistem pengolahannya menerapkan CTC (Crushing, Tearing, Curling). Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada tanggal 1 Maret 2017 – 30 April 2017. Metode perolehan data yang digunakan untuk mendukung Praktek Kerja Lapang ini terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Proses pengolahan teh hitam CTC yang dilakukan antara lain pemetikan pucuk daun teh, penerimaan pucuk daun teh ke pabrik, pelayuan, turun layu atau turun giling, penggilingan, oksidasi enzimatis (fermentasi), pengeringan, sortasi, pengemasan, penyimpanan sementara dan atau pengemasan produk hilir. Salah satu proses yang sangat penting adalah pengeringan yang bertujuan untuk mengurangi kadar air bahan sesuai kadar air yang dikehendaki. Proses pengeringan
vi

dilakukan oleh satu mesin yaitu Vibro Fluid Bed Dryer (VFBD). Pengurangan kadar air bubuk teh dimulai dari kadar air basah sebesar 68-70% menjadi 2.8-3.8% kadar air kering dari bubuk teh. Faktor-faktor yang harus diperhatikan pada proses pengeringan diantaranya suhu pengeringan, lama pengeringan dan kelembaban udara