RINGKASAN
Produksi Dan Pemasaran Kripik Pare, Lia Indah Sugesti, Nim B32140436, Tahun 2017, 66 hlm, Teknologi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Ir. Agus Santoso, M.Si (Pembimbing I).
Pare (Momordica charantia L) Sinonim Momordica balsamina Blanco, Momordica balsamina Descourt, Momordica cylindrica Blanco, Momordica jagorana C.Koch, Momordica operculata Vell, Cucumis africanus Lindl. Merupakan tanaman tropis, hidup didataran rendah dan dapat merupakan tanaman yang dibudidayakan atau tanaman liar ditanah kosong. Bila dibudidayakan akan ditanam di ladang, halaman tumah, dirambatkan pada anjang anjang bambu, atau dipohon dan pagar. Pare berdaun tunggal, berjajar diatara batang berselang-seling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua (Rukmana, 1997). Namun pada kenyataannya, buah pare memiliki rasa pahit sehingga kurang diterima masyarakat. Menurut Widayanti dkk (2013), rasa pahit pada buah pare bisa dikurangi dengan cara merendam atau meremas-remas buah pare dengan garam, kemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan rasa asin dari air garam. Menurut Pratama (2012), garam dapat mengurangi rasa pahit pare dengan cara menghilangkan getah yang terkandung pada pare. Hal ini karena garam memiliki sifat higroskopis sehingga senyawa kukurbitasin yang menyebabkan pahit pada pare akan larut bersama air yang diserap oleh garam. Keripik adalah makanan ringan yang tergolong jenis makanan cracker yaitu makanan yang bersifat kering dan renyah dan kandungan lemaknya tinggi. Selama ini, pemanfaatan buah pare yang dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi sayuran, teh, dan manisan, baik itu manisan basah maupun kering. Namun sejauh ini pengolahan pare menjadi sayuran atau teh masih membuat masyarakat enggan mengkonsumsinya dikarenakan masih tersisa rasa pahit. Pengolahan buah pare menjadi keripik lebih disarankan karena dapat menyamarkan rasa pahit, memperpanjang umur simpan sekaligus meningkatkan nilai ekonomi buah pare.
ix
Produksi dan pemasaran kripik pare diharapkan dapat meningkatkan daya tarik konsumen akan produk olahan pare yaitu kripik pare, meningkatkan nilai guna pare dan menciptakan produk olahan pare yaitu kripik pare dan memberikan informasi cara menambah daya simpan pare dengan menjadikan olahan kripik pare. Proses produksi keripik pare dimulai dari persiapan bahan baku, sortasi, penimbangan I, pembersihan dan pengecilan ukuran, menggunakan perlakuan peremasan dengan garam dan perendaman larutan kapur sirih 1:1. Dengan proses penggorengan menggunakan alat vacuum frying. Keripik pare setengah jadi dilakukan penambahan formulasi dengan formulasi adonan basah (2 liter air, 200 gram tepung beras, 100 gram bawang putih, dan 50 gram ketumbar yang telah dihaluskan) dan adonan kering yang berupa tepung beras, untuk selanjutnya digoreng dengan proses deep frying dan dilakukan pengemasan dan pelabelan. Keripik pare yang dihasilkan memiliki warna hijau kecoklatan, rasa gurih, aroma agak beraroma khas kripik pare, tekstur renyah dan kenampakan kurang seragam. Proses pemasaran atau proses penjualan pada Proyek Usaha Mandiri (PUM) kripik pare di kemas menggunakan kemasan plastik PP standing pouch yang diberi label dan kemudian dijual dengan hargaRp. 15.000,-. Dalam 10x produksi dihasilkan 402 kemasan kripik pare dengan total biaya produksi Rp. 3.685.027, keuntungan Rp. 2.344.973, laju keuntungan 63,6%, B/C Ratio 1,63 sehingga segi B/C Ratio usaha ini dapat dikatakan layak untuk di usahakan karena B/C Ratio > 1. Pemasaran keripik pare dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung dilaksanakan diwilayah Banyuwangi sekitar Jln.Jajag Desa Kradenan dan di wilayah Jember sekitar area kampus Politeknik Negeri Jember, Jalan Jawa, Jalan Mastrip dan Jalan Batu Raden. Sedangkan dengan sistem tidak langsung dilaksanakan dengan menitipkan di toko Bu Nanik yang beralamat di Dusun Curah Palung RT/RW 01/03 Desa Kradenan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi.