Detail Cantuman

RINGKASAN



Bibit SBP (Single Bud Planting) Sebagai Salah Satu Bibit Tebu di PG Semboro PT. Perkebunan Nusantara XI, Fathorrosi, A43141387, Tahun 2018, 92 hlm, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, .Dr.Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM, (Dosen Pembimbing), Arief Setyawan S.P, (Pembimbing Lapang).


Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab di dalam batangnya terdapat zat gula. Pada tahun 2013 produksi gula mencapai 2,3 juta ton, lebih rendah dari target sebelumnya 2,5 juta ton (Asosiasi Gula Indonesia, 2013). Menurut Colosewoko (2013), Memprediksi jumlah produksi gula sampai Agustus mencapai 1,55 juta ton dari luas lahan yang telah dipanen sekitar 303 ribu hektar. Rendahnya produksi gula diakibatkan anomali iklim yang mengganggu pertumbuhan tanaman tebu. Colosewoko (2013) mengatakan iklim kering memberi dampak negatif terhadap tanaman seperti pertumbuhan kurang optimal, tanaman menjadi berbunga, dan kering. Pada tahun 2014 kebutuhan gula nasional mencapai 5,700 juta ton (Direktur Jenderal Perkebunan, 2011). Perkiraan tahun 2015, produksi gula kristal putih 2,87 juta ton, sedangkan kebutuhannya ada 2,81 juta ton (Dirjen, 2015).
Kegiatan PKL dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan data primer yang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Data sekunder diperoleh dengan menelaah pustaka dan arsip kebun yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Data primer akan diambil dengan bekerja langsung di lapangan mulai dari karyawan harian, pendamping mandor, dan pendamping sinder. Data yang berkaitan dengan bibit SBP (Single Bud Planting) sebagai salah satu bibit tebu di PG Semboro PT. Perkebunan Nusantara XI diperoleh dari survei kegiatan meliputi pelaksanaan teknis budidaya seperti pola bukaan, penanaman, pemupukan dan pembumbunan.
Bibit SBP (Single Bud Planting) sebagai salah satu bibit tebu di PG Semboro PT. Perkebunan Nusantara XI dimulai dengan persiapan bahan tanam, proses pemotongan mata tunas, sortasi dan perlakuan bibit, persemaian tahap I (Prenursery), persemaian ke pottray II (P2), pemindahan dan pemeliharaan di lahan pottray