Detail Cantuman

RINGKASAN

Proses Pengendalian Mutu Pada Produksi Kakao Di PTPN X Kebun Kertosari Kabupaten Jember. Jeta Aprianto, D41140664, Tahun 2018, 55 Halaman ,Manajemen Agribisnis. Politeknik Negeri Jember, Dewi Kurniawati, S.Sos, M.Si (Pembimbing).

Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan salah satu kegiatan utama dalam pelaksanaan pendidikan di Politeknik Negeri Jember. Kegiatan ini dipandang penting bagi pendidikan yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Jember. Kegiatan praktek kerja lapang ini diharapkan dapat menjadi fasilitas penumbuhan keterampilan dan keahlian pada diri mahasiswa, dapat memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada perusahaan/industri, serta memberikan gambaran mengenai dunia kerja bagi mahasiswa. Kegiatan PKL ini merupakan persyaratan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan D-IV Manajemen Agroindustri di Politeknik Negeri Jember. Selain itu mahasiswa akan memperoleh keterampilan yang bersifat psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual, sosial dan dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari sistem manajerial suatu perusahaan serta mampu menghadapi lingkungan kerja yang lebih menuntut tanggung jawab dan kedisiplinan setelah lulus dari perguruan tinggi. Program Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan selama 521,5 jam.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) salah satunya dapat dilakukan di PTPN X Kebun Kertosari Kabupaten Jember. PTPN X Kebun Kertosari Kabupaten Jember merupakan perusahaan agribisnis yang mengolah beberapa komoditas perkebunan, salah satunya adalah kakao yang diolah menjadi biji kakao kering. Jenis kakao yang terdapat pada PTPN X Kebun Kertosari Kabupaten Jember yaitu kakao bulk/ kakao lindak. Untuk dapat meningkatkan kualitas dan mutu produk yang dihasilkan PTPN X Kebun Kertosari perlu menerapkan pengendalian mutu pada setiap tahapan prosesnya.
Tujuan kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapang) yaitu, untuk dapat mengetahui
proses pengendalian mutu pada produksi kakao di PTPN X Kebun Kertosari Kabupaten Jember dan dapat mengidentifikasi terhadap proses pengendalian mutu pada produksi kakao.
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Proses pengendalian mutu pada produksi kakao meliputi panen, sortasi buah, pengupasan buah, fermentasi, pencucian, penjemuran, sortasi, pengemasan dan penggudangan. Proses pengendalian mutu pada produksi kakao dengan melakukan pengontrolan disetiap proses produksinya seperti panen dengan melakukan pemanenan buah yang tepat masak, sortasi buah dengan melakukan pemisahan buah yang mentah, rusak terserang hama dan busuk, pengupasan buah dengan melakukan pemisahan biji yang sehat dengan biji yang cacat, fermentasi dengan memperhatikan berat biji yang akan difermentasi, pengadukan atau pembalikan, lama fermentasi dan rancangan kotak fermentasi, pencucian dengan menghindari pencucian yang terlalu bersih, penjemuran dengan memperhatikan tebal tumpukan biji kakao yang optimal, dilakukan pembalikan yang cukup, dan melakukan pengukuran kadar air yang dilakukan setiap hari, sortasi dengan tetap melakukan pengontrolan pada saat dilakukan sortasi dengan mesin, pengemasan dan penggudangan dengan memberikan label yang menunjukkan jenis mutu beserta asal biji kakao, memperhatikan kebersihan karung goni dan mencantumkan tanggal produksi, selain itu juga memperhatikan kerapatan karung goni, dan gudang penyimpanan biji kakao dilengkapi dengan sistem penerangan dan sirkulasi udara yang cukup