USAHA ITIK MOJOSARI PERIODE STARTER MELALUI PENAMBAHAN TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza, Roxb) PADA PAKAN
RINGKASAN
Usaha Itik Mojosari Periode Starter Melalui Penambahan Temulawak (Curcuma xanthoriza, Roxb) Pada Pakan, Hilda Qomariati, NIM C31141423, Tahun 2017, 49 hlm., Peternakan, Politeknik Negeri Jember,
Dr. Ir. Suci Wulandari, M. Si (Pembimbing I) dan Nurkholis, S.Pt, MP (Pembimbing II).
Itik adalah ternak unggas penghasil telur dan daging yang potensial, sehingga dalam perkembangannya diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif komoditas ternak unggas untuk memenuhi kebutuhan protein asal hewani. Pemberian nama itik biasanya disesuaikan dengan lokasi atau tempat pengembangannya. Itik mojosari adalah itik asli asal Indonesia yang berasal dari daerah Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Pembagian umur pada itik terdiri dari tiga fase, yaitu fase starter, fase grower, dan fase layer. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha peternakan itik adalah pakan. Upaya menekan tingginya pengeluaran pakan maka perlu diberi pakan tambahan alternatif agar produksi itik tetap terjaga. Salah satu bahan tambahan pakan yang banyak digunakan dan dijumpai adalah temulawak. Temulawak merupakan tumbuhan herbal mengandung kurkumin dan minyak atsiri. Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini bertujuan untuk mengetahui performa itik Mojosari serta keuntungan dalam pemeliharaan itik Mojosari periode starter dengan penambahan temulawak (Curcuma xanthoriza, Roxb) dalam pakan. Kegiatan ini dilakukan selama 6 minggu dimulai pada tanggal pada 14 Juni 2017 s/d 25 Juli 2017 di desa Sukorejo, kecamatan Pasrujambe, kabupaten Lumajang. Paramater yang digunakan yaitu konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan (PBB), konversi pakan (FCR), dan mortalias. Hasil PUM menunjukkan bahwa penambahan temulawak (Curcuma xanthoriza, Roxb) pada pakan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan (PBB) dan menurunkan nilai konversi pakan (FCR). Rata-rata bobot badan akhir sebesar 1220 gram/ekor dan FCR kumulatif sebesar 2,64. Analisa usaha menyatakan bahwa PUM ini mengalami kerugian. Kerugain ini disebabkan tingginya angka mortalitas karena kelalaian dalam manajemen pemeliharaan, yaitu mencapai 8% dari total jumlah populasi 200 ekor. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi pendapatan usaha yaitu harga jual itik di tengkulak sangat
murah, yaitu Rp23,000 per ekor, sedangkan BEP harga produksi sebesar
Rp25,937,-.
Detail Information
Bagian |
Informasi |
Pernyataan Tanggungjawab |
Hilda Qomariati |
Pengarang |
Hilda Qomariati - Personal Name (Pengarang) |
Edisi |
Publish |
No. Panggil |
|
Subyek |
PRODUKSI TERNAK
|
Klasifikasi |
|
Judul Seri |
|
GMD |
Text |
Bahasa |
English |
Penerbit |
|
Tahun Terbit |
2018 |
Tempat Terbit |
|
Deskripsi Fisik |
20 Cm |
Info Detil Spesifik |
|
Citation
Hilda Qomariati. (2018).
USAHA ITIK MOJOSARI PERIODE STARTER MELALUI PENAMBAHAN TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza, Roxb) PADA PAKAN(Publish).:
Hilda Qomariati.
USAHA ITIK MOJOSARI PERIODE STARTER MELALUI PENAMBAHAN TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza, Roxb) PADA PAKAN(Publish).:,2018.Text
Hilda Qomariati.
USAHA ITIK MOJOSARI PERIODE STARTER MELALUI PENAMBAHAN TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza, Roxb) PADA PAKAN(Publish).:,2018.Text
Hilda Qomariati.
USAHA ITIK MOJOSARI PERIODE STARTER MELALUI PENAMBAHAN TEMULAWAK (Curcuma xanthoriza, Roxb) PADA PAKAN(Publish).:,2018.Text