Detail Cantuman

RINGKASAN
Budidaya Tanaman Kakao (Theobroma kakao L.) Dan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kakao Di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalikempit Glenmore Banyuwangi. Devi Ika Irawati, Nim A32151500; tahun 2018, 46 hlm. Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember, Dyah Nuning Erawati, SP. MP.
Tanaman kakao (Theobora cacao L) merupakan salah satu tanaman budidaya perkebunan yang menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara. Namun, dalam perkembangannya budidaya tanaman kakao menghadapi permasalahan. Salah satunya, adalah serangan hama dan penyakit yang cukup tinggi sehingga sangat mempengaruhi produksi kakao. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antara perguruan tinggi dengan pihak yang berkecimpung dalam budidaya tanaman kakao. Salah satunya dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang. Dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dan teknik pengendalian hama dan penyakit pada budidaya tanaman kakao.
Hama yang sering menyerengan tanaman kakao yaitu Hellopelthis sp dan Penggerek Buah Kakao, sedangkan penyakit yang menyerang tanaman kakao Phytopthora dan VSD. Pengendalian hama dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida, dimana alat yang digunakan yaitu Power Sprayer (PS) dan Knap Sack Tekanan Tinggi (KSTT). Obat yang digunakan ada 2 jenis, yaitu periteroid dan non periteroid. Dengan penggunaan dosis periteroid 0.2 – 0.5 cc/ liter, sedangkan non periteroid 2 cc/ liter.
Pengendalian hama tanaman kakao pada umumnya petani masih menggunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi yang tidak tepat akan membawa dampak buruk, lebih merugikan dibanding manfaat yang dihasilkan antara lain dapat menyebabkan timbulnya resistensi hama, munculnya hama sekunder, pencemaran lingkungan dan ditolaknya produk karena masalah residu yang melebihi ambang batas toleransi. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao memungkinkan petani memilih strategi pengelolaan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Penggunaan sistem pengelolaan terpadu mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit pada tanaman kakao.
Pengendalian secara kimia dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif imidakloprid 15 %, alfa sipermetrin 50 gram/ liter, propoksur 200 gram/ liter, BPMC 500 gram/ liter, dan imidacloprid 100 gram/ liter. Sedangkan pengendalian penyakit pada tanaman kakao dilakukan dengan cara sanitasi, kultur teknis, dan kimia. Sebelum dilakukannya pengendalian dengan kimia sebaiknya dilakukan dahulu pengamatan. Penggunaan insektisida harus mengacu dengan prinsip tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara. Supaya pestisida berdampak baik dalam lingkungan tersebut.