Detail Cantuman

RINGKASAN
Pengendalian Kualitas Produk Kain PS 219 Departemen Grey Finishing Pada Mesin Air Jet Loom (AJL) Di PT. Primissima Yogyakarta, Tita Apriliyanti, NIM D41141412, Tahun 2018, 35 hlm, Manajemen Agribisnis, Politeknik Negeri Jember, Wenny Dhamayanthi, SE, M.Si (Pembimbing PKL).


Laporan PKL (Praktek Kerja Lapang) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sebagai mahasiswa dalam mengetahui keadaan yang sesungguhnya di dunia kerja, melatih untuk berfikir kritis dalam menghadapi perbedaan yang terjadi di lingkungan kerja dengan teori yang diterima di perkuliahan dan meningkatkan pemahaman tentang kegiatan perusahaan agar setelah lulus siap menghadapi dunia kerja.
PT. Primissima (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha manufaktur tekstil, produk yang dihasilkan yaitu kain. PT. Primissima (Persero) adalah produsen kain yang terdiri dari bermacam-macam jenis konstruksi, yang membedakannya adalah jenis anyaman, tetal anyaman, nomor benang dan lebar kain. Untuk membedakan jenis-jenis konstruksi tersebut PT. Primissima memberikan kode PS dan nomor konstruksi. Saat ini PT. Primissima telah memproduksi lebih dari 200 jenis konstruksi.
Untuk mendapatkan kualitas kain yang memenuhi standart, setiap tahapan pengolahan harus diawasi secara reguler dan berkelanjutan agar pada saat terjadi penyimpangan, dapat dilakukan tindakan koreksi yang cepat dan tepat sasaran. Pada PT. Primissima memiliki bagian khusus untuk mengendalikan kain apabila terdapat kain cacat, yaitu bagian Grey Finishing.
Permasalahan pada proses grey finishing yang terjadi pada PT. Primissima Sleman, Yogyakarta. Dapat mempengaruhi kualitas kain yang dihasilkan. Permasalahan permanen disebabkan oleh banyaknya SDM yang mengabaikan pentingnya SOP, kurang teliti dalam bekerja, kelelahan saat bekerja. Permasalahan lain yang terjadi karena kondisi mesin yang sudah tua dan kurangnya perawatan mesin sehingga dapat menghambat proses grey finishing. Serta permasalahan lingkungan yang terjadi di grey finishing yaitu suhu ruangan yang panas dan lingkungan kerja bising.
Oleh karena itu sebaik-baiknya pengendalian kualitas yang diterapkan dan dilakukan serta sebaik-baiknya mesin digunakan, pasti akan ada kesalahan yang dapat terjadi dan dapat berpengaruh terhadap kualitas kain yang dihasilkan. Sehingga manajemen perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas dari kain.

(Jurusan Manajemen Agribisnis, Program Studi D-IV Manajemen Agroindustri, Politeknik Negeri Jember)